Sunday, December 6, 2015

Fosil Burung Purba Dengan Empat Sayap

Pada masa 130 juta tahun yang lalu, beberapa spesies burung primitif hidup dan beradaptasi dengan empat sayap pada tubuhnya. Hal ini merupakan hasil riset terbaru tim palentolog asal China.

Temuan ini terungkap berdasarkan hasil analisis yang dilakukan tim peneliti tersebut terhadap 11 spesimen fosil burung primitif bersayap empat yang ditemukan di Provinsi Liaoning, wilayah timur laut China.

Dalam laporan hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science, tim peneliti yang dipimpin Zheng Xiaoting dari Shandong Tianyu Museum of Nature mengatakan bahwa burung awalnya punya empat sayap sebelum "membuang" bulu yang ada di tungkai bawah.

Menurut peneliti, transisi evolusioner pada spesies ini "mungkin memiliki peran yang penting dalam proses evolusi terbang". Sayap pada tungkai atas dipertahankan karena bisa mendukung aktivitas terbang lebih efisien.

Dugaan para peneliti, saat itu nenek moyang burung ini tampaknya menggantikan bulu pada tungkai belakang mereka dengan sisik dan mengembangkan kaki yang menyerupai kaki burung modern. Burung juga tengah bersiap untuk menggunakan tungkai belakang untuk begerak di darat, seperti burung robin.

Spesies dinosaurus dengan tungkai berbulu yang pertama kali ditemukan di China bernama microraptor dan sinornithosaurus. Bulu besar di kaki microraptor digunakan untuk pergerakan di udara, kemungkinan besar untuk mempercepat terbangnya, atau meluncur di antara pepohonan atau terjun ke tanah.

Fosil burung primitif yang ditemukan kali ini mencakup beberapa kelompok sapeornis, yanornis, danconfuciusornis. Estimasi oleh Xu Xing, anggota tim dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, fosil-fosil itu diperkirakan hidup pada periode cretaceous awal.

Penemuan terbaru ini memang mengonfirmasi adanya burung bersayap empat pada garis kekerabatan burung. Akan tetapi, fungsi aerodinamis dari konfigurasi spesies-spesies ini masih menjadi perdebatan.

Zheng berpendapat bahwa sayap di tungkai bawah yang dimiliki oleh nenek moyang burung tersebut pasti memiliki fungsi. "(Ini mendukung) fungsi aerodinamis, seperti mengangkat tubuh burung, mempercepat laju, dan atau meningkatkan kemampuan manufer burung saat sedang terbang," tulis Zheng dalam laporannya seperti dikutip oleh New York Times.

Hasil penelitian Zheng dan timnya menarik perhatian paleontolog lainnya, Mark A Norell. Paleontog dinosaurus di American Museum of Natural History di New York ini mengatakan, banyaknya kuburan fosil cretaceous China telah membuka pandangan akan keberadaan dinosaurus berbulu dan awal evolusi burung.

disadur dari :
http:/www.nytimes.com
http://sains.kompas.com/read/2013/03/19/09315112/Zaman.Dahulu.Burung.Punya.Empat.Sayap

Nama Burung Purba Tertua di Dunia

Sebelumnya yang diketahui sebagai burung terbang pertama adalah Archaeopteryx, yang hidup sekitar 150 juta tahun yang lalu. Archaeopteryx mungkin awalnya hidup loncat dari pohon ke pohon atau hanya berjalan di sepanjang tanah, yang kemudian berevolusi dengan mengembangkan kemampuan terbangnya.

Kerangka lengkap pertama ditemukan di Jurassic kapur di Jerman pada tahun 1861 dan merupakan fosil yang sangat penting, hampir pasti mewakili transisi antara reptil dan burung. Ini saham missing link gigi tajam dan ekor tulang panjang dengan dinosaurus theropoda kecil, dan wishbone dan bulu dengan burung-burung.

Tapi dari penemuan seorang ilmuwan dari China, di bbc.co.uk, menyatakan bahwa ia telah menemukan sebuah fosil yang lebih lebih tua atau lebih purba dari Archaeopteryx.
Kebanyakana para pakar evolusi menempatkan Archaeopteryx sebagai dasar dari seluruh golongan burung purba, Aviale, golongan seluruh burung mulai berkembang dan berevolusi.

Seorang ilmuwan China, pada tahun 2011 mengemukakan bahwa ia menemukan dinosaurus berbulu, yang dinyatakan bukan sebagai burung, tapi memiliki banyak kesamaan karakteristik dengan Archaeopteryx. Sedangkan Archaeopteryx sendiri ditemukan, 2 tahun sebelum Charles Darwin mempublikasikan bukunya "The Origin of Species", yang diangkat menjadi studi kasus evolusi dinosaurus ke burung.
Dari hasil penemuan ilmuwan China tersebut, menjadi dasar untuk menyatakan bahwa Archaeopteryx bukanlah burung, melainkan termasuk dalam golongan Deinonychus, yaitu dinosaurus berbulu yang memiliki bentuk mirip burung.

Aurornis xui
pic source (tallapolitica.com.mx)
Dari penemuan terakhir di Tiaojishan Formation, provinsi Liaoning, seorang ilmuwan menemukan suatu species baru berbulu dari era Jurasic, yang dinamai sebagai Aurornis xui.
Nama Aurrornis xui berasal dari kata "aurora" dari bahasa latin, yang berati permulaan atau fajar, serta "xui" yang diambil dari nama palaentolog China, Xu Xing, adalah spesialisasi dinosaurus berbulu dan spesies transisi dari dinosaurus dan burung.
Menurut Pascal Godefroit, dari Royal Belgian Institute of Natural Sciense, menyimpulkan bahwa Archaeopteryx merupakan burung primitif, sedangkan Aurornis xui adalah makhluk kecil yang merupakan burung yang lebih primitif lagi. Untuk saat ini Aurornis xui, merupakan spesies burung tertua yang diketahui, yang mungkin mampu berlari dengan sangat cepat. Dari struktur gigi kecilnya diduga bahwa Aurornis xui mungkin memakan serangga. Sedangkan menurut Andrea Cau, dari Museo Geologico Giovanni Capellini Italia, mengatakan bahwa Aurornis xui merupakan burung darat, tapi memiliki ekor panjang, tangan dengan cakar dan rahang bergigi. Dengan bentuk seperti ini Aurrornis xui mungkin juga termasuk predator di kelasnya.

situs terkait:
- http://www.bbc.co.uk/nature/life/Archaeopteryx#p00ckm0m
- http://sains.kompas.com/read/2013/05/30/16364534/Inilah.Spesies.Burung.Paling.Purba.di.Muka.Bumi
- http://www.tallapolitica.com.mx/?p=109812

Punglor Kayu nan Cantik

Punglor Kayu,
: Eyebrowed Thrush
: (Turdus obscurus)

by: © Alex Vargas
source: http://orientalbirdimages.org
Punglor Kayu, Eyebrowed Thrush (Turdus obscurus) atau kadang disebut Punglor Kuning, adalah salah satu burung Punglor (Anis) dari genus Turdus. Burung ini kadang disebut sebagai Punglor Kening. Apapun namanya, burung ini masih jenis Punglor dari genus Turdus, dan masih berkerabat dari jenis punglor lainnya yang ber-genus Zoothera.

Punglor Kuning, tidaklah sepopuler kerabat punglor lainnya, seperti Punglor Merah, Kembang, Macan, Cendana dll. Bagi sebagian penggemar burung kicauan, burung ini termasuk "susah bunyi" dan kurang greget untuk dikonteskan. Tapi walaupun begitu, bukan berarti burung ini tidak menarik untuk dipelihara. Burung ini juga mampu berkicau menarik dengan ciri khas tersendiri. Walau kicauan khasnya tidak bisa sehalus kerabatnya dari genus Zoothera, agak kasar dengan suara "crrr chek chek" dikombinasi dengan sempritan pendek dan desah panjang, kadang bisa ngerol juga, tergantung kemampuan si burung merekam suara di sekitarnya.

File:Eyebrowed Thrush.jpg
source: http://en.wikipedia.org
Klasifikasi:
Class: Aves
Order: Passeriformes
Family: Turdidae
Genus: Turdus
Species: Turdus obscurus, Gmelin, 1978

Punglor Kayu, memiliki semacam alis di atas matanya, karena itulah dia diberinama Eyebrowed Thrush, dengan ciri, coklat kekuningan. Jantan dan betina hampir tidak bisa dibedakan, karena memiliki pemampilan yang nyaris serupa. Mugkin dari penampilan sorot mata yang tajam dari sang jantan baru bisa kita membedakannya.

Burung ini masih banyak beredar di pasar-pasar burung Indonesia, dengan kisaran harga Rp. 100.000 hingga Rp. 150.000. Harga yang tidak mahal, mengingat burung ini kurang diminati para penggemar burung. Tapi dengan perawatan yang rutin dan sabar, bisa jadi burung ini bisa dipoles menjadi burung yang tidak kalah dengan kerabat punglor lainnya.

Punglor Kayu, sebenarnya berasal dari Siberia, hidup dan berkembang biak di hutan pinus yang lebat. Pada musin dingin di Siberia, burung-burung ini bermigrasi dalam kelompok-kelompok kecil ke daerah hangat ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Gerakan migrasi burung ini, tercatat pernah sampai Australia.
Bersarang dan bertelur di pohon, meletakkan 4-6 telur dalam sarang yang terbuat rapi. Punglor Kayu biasanya mencari makan di atas tanah yang lembab, mencari berbagai jenis serangga, cacing tanah dan biji-bijian. Burung jantan bersiul (berkicau) dengan lagu yang yang sederhana, mirip dengan Mistle Thrush.

Formula khusus mendongkrak pleci buka paruh ngeplong

Siapa yang tidak mau pleci kesayangan dirumah memiliki suara yang lantang, banyak faktor yang memang diperlukan agar pleci menempati performa terbaik dengan buka paruhnya, tetapi memang diperlukan keuletan dan ketelatenan dari pemiliknya untuk mendongkrak pleci agar ngalas dan ngeriwik.



Setelah melakukan banyak hal mungkin pleci belum juga menunjukan performa yang diharapkan, mungkin saja karena memang perawatan yang diberikan kurang benar atau bisa jadi pleci yang dirawat adalah pleci berjenis kelamin betina, bisa jadi juga pleci yang dirawat sudah terlalu berumur sehingga sulit untuk kita mendongkrak suaranya ( Baca: cara membedakan kelamin pleci jantan dan betina ) Oleh karena itu awal kita perlu memastikan pleci kita adalah pejantan dan memiliki umur yang cukup untuk dilatih.

Setelah memastikan bahwa pleci yang kita siap tempur maka keterangan dibawah akan menjelaskan apa saja yang perlu kita lakukan selanjutnya untuk membuat pleci memiliki suara yang ngalas dan buka paruh.

Tahap pelatihan pleci buka paruh dan ngalas

1. Melatih mental pleci bakalan sejak dini
Pelatihan ini dilakukan agar pleci memiliki performa yang maksimal kelak saat mereka dewasa, caranya seperti meletakan sangkar pleci ditempat yang sering dilalui banyak orang, beberapa orang menggantungkan sangkar pleci di teras atau di dekat jalan yang banyak dilalui kendaraan.



2. Pengembunan pleci
Rutin untuk membawa keluar pleci saat pagi-pagi sekali anda dapat menggantung mereka didepan teras atau akan lebih baik jika anda menggantunganya di dahan pohon karena selain pleci merasa seperti berada dihabitat aslinya, pohon pada pagi hari mengeluarkan O2 atau oksigen yang membuat pleci lebih segar untuk berkicau. Hal ini dapat dilakukan 2 minggu rutin sampai pleci terlihat sudah belajar untuk buka paruh.

3. Fisik tubuh pleci
Sama seperti burung lain, burung yang aktif adalah cikal bakal burung yang sehat dan memiliki suara bagus, kenapa? karena saat burung yang sering beraktifitas hal ini akan membakar kalori di tubuhnya dan membentuk badan mereka yang berpengaruh pada kualitas suaranya dan nafas burung tersebut, oleh karena itu jika memang perlu gunakan sangkar umbaran agar pleci lebih leluasa aktif mengepakan sayapnya, meloncat dari tenggeran satu ke tenggeran lain.



4. Ajak pleci anda jalan-jalan
Pleci adalah salah satu burung koloni di habitat aslinya, mereka akan berpindah-pindah tempat untuk mencari makan atau berteduh, pada saat itu mereka juga akan belajar buka paruh agar koloninya tetap bersama-sama.

Oleh karena itu jangan biarkan pleci anda sendirian dirumah, beli beberapa pleci lain untuk menemani atau sering-sering lah bawa pleci kita bertemu pleci lain. Sobat dapat bertemu dengan pleci mania lain untuk janjian memaster pleci bersama atau anda dapat datang ke salah satu toko burung yang memiliki banyak pleci dan meminta izin untuk menggantungkan pleci anda disana.

5. Perawatan bulu dan proses mandi
Jika pleci anda memiliki bulu yang kusam mungkin pleci anda sulit untuk berkoloni, karena dihabitat aslinya pleci lain akan meninggalkan pleci yang memiliki bulu kusam dikoloni. Cara terbaiknya adalah lebih sering memandikan pleci maksimal 2 kali sehari, bila perlu satu seminggu sekali mandikan pleci dengan air beras.



6. Penjemuran
Setelah pagi mereka melalui proses pengembunan, barulah siangnya pleci memasuki proses penjemuran pada pagi hari sekitar jam 07.00 dan lakukan hal yang sama saat sore hari. Baiknya pleci tidak dijemur sendiri tetapi beserta pleci lain agar pleci dapat bersahut-sahutan, pada masa ini pleci akan belajar untuk mengeluarkan suara lantang mereka agar terdengar pleci lain.

7. Pakan
Seperti yang kita tau pakan utama dari pleci adalah voer, buah-buahan dan serangga. Beberapa orang memiliki racikan khusus yang diolah sendiri untuk memenuhi kebutuhan gizi pleci agar tetap pada performa terbaik, misalnya mencampur bubur bayi dan tepung daging di voer atau mengolah kacang kedelai, daging udang dan kuning telur rebus dijadikan bubuk dan diberikan kepada pleci kesayangan.

8. Pemasteran
Lakukan pemasteran sesering mungkin, waktu terbaik adalah ketika pleci sedang beristirahat karena saat pleci beristirahat biasanya malam atau pagi sekali pleci akan lebih fokus mendengarkan suara master yang diputar.

Selain suara pleci jantan yang telah ngalas sobat juga dapat memutar suara pleci betina agar pleci terpancing untuk membuka paruhnya membalas suara pleci betina. Untuk mendownload suara pleci jantan gacor dan pleci betina silakan klik 2 tautan dibawah ini

Begitulah artikel dari saya semoga dapat bermanfaat untuk sobat yang sedang membangun pleci agar cepat buka paruh dan memiliki suara yang ngalas.

Decu si Mungil yang Dahsyat

Decu (Saxicola caprata) atau Pied Buschat, si burung kecil yang memiliki postur sekilas mirip Kacer. Burung ini pernah populer di Indonesia karena memiliki suara yang tidak kalah hebatnya dengan burung kecil lainnya seperti Tledekan, Kenari, Sirpu dan lain-lain.

Burung Decu, berhabitat di padang terbuka, seperti padang rumput, persawahan, atau tepi hutan yang terbuka. Devu tersebar di Asia Barat dan Asia Tengah hingga ke Asia Selatan dan juga di Asia Tenggara.
Decu memiliki karakter yang periang dan suka berkicau. Ukuran tubuh sekitar 13 cm, didominasi warna hitam dengan kombinasi putih pada sayap dan bagian bawah perut. Sedangkan betina berwarna coklat. Burung muda Decu berwarna coklat muda dengan pola bintik-bintik.

Di habitatnya, burung Decu hidup dekat perkampungan di tempat terbuka. Suka bertengger di ranting kecil semak-semak dan memakan serangga kecil. Apabila sedang berkicau atau gelisah, burung ini sering menegakkan ekor. Sarang biasanya dibuat pada tanah yang miring, seperti tebing-tebing sawah. Terbuat dari potongan rumput berbentuk cawan cekung dilapisi dengan serat-serat akar halus. Telur sebanyak 2 sampai 4 butir, berwarna biru agak putih dengan bintik dan bercak merah jambu, ungu dan coklat.

Keberadaan burung Decu saat ini diperkirakan hampir punah, terutama di pulau Jawa. Menurut informasi yang didapat bahwa burung Decu juga terdapat di pulau Sulawesi dan Kalimantan, tapi yang terdapat di pulau Kalimantan memiliki corak warna yang berbeda dengan Decu yang ada di pulau Jawa.

Decu (Saxicola caprata) memiliki 16 sub species, yaitu:

1. Saxicola caprata ssp rossorum
 (pic: Jhon A. Thompson; ibc)
ssp rossorum (Hartert, 1910): Iran bagian timur-laut, Kazakhstan selatan bagian tengah, ke selatan sampai Afghanistan; saat musim dingin bermigrasi ke Asia bagian barat-daya (vagrant di Arab dan Israel).








2. Saxicola caprata ssp bicolor
(pic: Prabhakar Manjunath; ibc)
ssp bicolor (Sykes, 1832): Iran bagian tenggara, Pakistan dan India bagian utara; saat musim dingin bermigrasi ke India bagian tengah.









3. Saxicola caprata ssp burmanicus
(pic: Alain Fossé; ibc)
ssp burmanicus (Stuart Baker, 1922): India bagian tengah dan tenggara ke timur sampai Myanmar dan Cina bagian selatan (Sichuan selatan, Yunnan), ke selatan sampai Thailand dan Indochina.









4. Saxicola caprata ssp nilgiriensis
(pic: Vasanthan p.j.; ibc)
ssp nilgiriensis (Whistler, 1940): India bagian barat-daya.










5. Saxicola caprata ssp atratus
(pic: Eldert Groenewoud; ibc)
ssp atratus (Blyth, 1851): Sri Lanka.












6. Saxicola caprata ssp caprata
(pic: Devkinandan; ibc)
ssp caprata (Linnaeus, 1766): Filipina Utara (Luzon dan Mindoro) dan Indonesia (Sulawesi dan Jawa).









7. Saxicola caprata ssp randi
ssp randi (Parkes, 1960): Filipina bagian tengah (Panay, Negros, Cebu, Bohol, Siquijor).

8. Saxicola caprata ssp anderseni
(pic: Daniel Jimenez; ibc)
ssp anderseni (Salomonsen, 1953): Leyte dan Mindanao, di Filipina bagian timur dan selatan.










9. Saxicola caprata ssp fruticola
(pic: Josep del Hoyo; ibc)
ssp fruticola (Horsfield, 1821): Jawa ke timur sampai Flores dan Alor.












10. Saxicola caprata ssp francki
ssp francki (Rensch, 1931): P. Sumba.

11. Saxicola caprata ssp pyrrhonotus
ssp pyrrhonotus (Vieillot, 1818): Sunda kecil bagian timur (Wetar, Kisar, Timor, Savu, Roti).

12. Saxicola caprata ssp albonotatus
ssp albonotatus (Stresemann, 1912): Sulawesi (kecuali semenanjung utara) dan P.Salayer.

13. Saxicola caprata ssp cognatus
(pic: Josep del Hoyo; ibc)
ssp cognatus (Mayr, 1944): P. Babar.







 


14. Saxicola caprata ssp belensis
ssp belensis (Rand, 1940): Pulau Papua barat bagian tengah.

15. Saxicola caprata ssp aethiops
ssp aethiops (P. L. Sclater, 1880): Pulau Papua bagian utara dan Kep.Bismarck.

16. Saxicola caprata ssp wahgiensis
ssp wahgiensis (Mayr & Gilliard, 1951): Pulau Papua timur bagian tengah dan timur.



sumber:
  • wikipedia
  • ibc
  • singbird-collection

Punglor Sisik Gacor

Punglor Sisik
(Common Scaly Thrush)
Zoothera dauma, Anis Sisik atau Punglor Sisik (Common Scaly Thrush), adalah salah satu spesies dari sekian banyak jenis Punglor (Anis), yang ada di Indonesia dan salah satu dari 39 spesies Zoothera yang ada di dunia.

Punglor Sisik ini berhabitat di pegunungan di Sumatra Utara. Corak kelir tubuh yang menyerupai sisik ini lah menjadikan burung ini diberi nama sebagai Anis Sisik atau Punglor Sisik. Sehingga dalam bahasa Inggris pun disebut sebagai Scaly Thrush. Burung ini sering terlihat di pegunungan Sumatra Utara. Suaranya pun tidak kalah dari keluarga spesies Zoothera lain, terdengar lembut, mengalun pendek dengan variasi yang baik. Burung ini kerap mencari makan di permukaan tanah, mencari binatang kecil yang ada di permukaan tanah maupun yang ada di balik lapisan tanah paling atas.

Habitat burung Zoothera dauma ini biasanya banyak di daerah dekat aliran sungai yang ada air terjun kecilnya. Karena burung ini menyukai suasana basah dan dingin. Apabila burung ini dibawa ke daerah panas, maka burung ini untuk sementara waktu akan 'merajuk' atau 'ngambek', dalam istilah lain 'macet' tidak mau mengeluarkan kicauannya untuk jangka waktu yang lama, kadang bisa mencapai 6 bulan, bahkan bisa mencapai 1 tahun.

Burung Punglor Sisik ini pernah sempat beredar di pasaran, tetapi karena dianggap tidak bisa bunyi, dan susah membuatnya berkicau, sehingga ditinggalkan oleh para penggemar burung. Padahal dengan rawatan yang khusus mungkin saja burung ini bisa menjadi suatu burung yang istimewa, yang mampu berkicau dengan merdunya, tidak kalah dari sepupunya seperti Punglor Kembang atau Punglor Merah.

artikel terkait:
  • anis sisik - tahura
  • ragam burung anis - punglor

Punglor Buru nan Gacor

Punglor Buru
Punglor Buru, atau Zoothera dumasi, adalah satu lagi burung punglor dari genus Zoothera, yang berasal dari daerah kepulauan Maluku, tepatnya di pulau Buru, kabupaten Maluku, Indonesia.

Ternyata bukan cuma orang-orang dari Maluku saja yang pintar nyanyi, seperti Melly Goeslaw, Bob Tutupoli, Yopie Latul dan lain-lain, burung-burung yang berasal dari daerah Maluku ini pun pintar-pintar bernyanyi, alias berkicau, salah satunya Zoothera dumasi, atau yang dikenal dengan nama Punglor Buru atau Anis Buru.

Sekilas Punglor Buru ini terlihat dari depan mirip dengan Punglor Kembang (Zoothera interpres), tapi kalau dilihat dari belakang mirip dengan Punglor Cendana (Zoothera peronii). Jadi tidak heran, kalau pada awalnya orang mengira burung ini merupakan hasil peranakan silang dari Punglor Kembang dan Punglor Cendana.

Dari segi suara, burung ini memiliki volume sedang, tapi beberapa, ada juga yang bersuara keras (nyaring). Kemampuan berkicau burung ini juga termasuk oke lah, artinya cepat menangkap suara-suara burung lain atau burung master. Selain itu, suara dasar burung ini pun sangat bervariasi, tidak kalah dengan sepupu-sepupu lainnya, seperti Punglor Cendana, Punglor Kembang, Punglor Macan dan Punglor Merah. Dalam kata lain, enak didengar dan dinikmati.

Di pasaran, seperti di pasar-pasar burung di pulau Jawa, burung ini sangat susah ditemui. Kalaupun ada, sudah pasti harganya pun tergolong mahal. Dengar-dengar dari teman, katanya para kolektor burung di Surabaya dan Jakarta, sudah ada yang memiliki burung Punglor Buru ini. Hanya saja informasi tidak menjelaskan, apa burung Punglor Buru ini sudah layak disertakan dalam lomba/ kontes, atau masih dalam taraf didikan.

Di kampung halamannya, atau di habitatnya, burung Punglor Buru ini berdiam di dataran tinggi, di daerah dekat dengan sungai-sungai di pedalaman. Bagi masyarakat di pulau Buru, burung ini juga termasuk burung yang mereka jaga habitatnya. Sehingga burung ini aman dari kepunahan, dan terlindungi dari serbuan para pencari burung dari pulau Jawa.

Punglor Buru, menyukai makanan serupa dengan sepupu-sepupunya, seperti cacing, jangkrik, belalang, krto dan jenis ulat-ulatan. Burung ini juga menyantap buah-buahan, seperti pisang, pepaya dan lain-lain. Perawatan, tidak jauh berbeda dengan jenis-jenis Zoothera lainnya, termasuk harus agak berhati-hati, karena burung ini juga termasuk burung yang mudah stres, apabila dirawat tidak dengan sepenuh hati.

sumber:
  • singbird-collection
  • orientalbirdimages

Top Rank Post Bird

Bosh Smart Garden

  Taman Pintar Bosch Smart Grow Di Dalam Rumah Terobosan   Baru Dunia Pertanian Era 2023 "Menakjubkan dan tumbuh besar" – begitu...

Top Rank Popular Post