Picture By Google |
Murai Batu (MB) merupakan jenis burung pintar meniru suara burung lain selain cucak ijo dan pentet hanya saja bagi yang belum tahu caranya hal ini terasa tidak mungkin terjadi. Burung identik dengan suara selain bentuk dan warnanya, oleh sebab itulah kicauan burung harga mati yang tiada dapat ditawar lagi. Semahal apapun harga burung jika dia tidak mau berkicau hal itu adalah omong kosong belaka. Berangkat dari hal itu pula banyak kelompok masyarakat penggemar burung yang mencoba membuat event kontes berbagai jenis burung. Kemudian komunitas-komunitas burungpun lahir diberbagai sosial media termasuk Murai Batu Indonesia, Cucak Ijo, Kacer, Lovebird, Kenari, Cucak Rowo, Jalak dan masih banyak lagi.Kembali kepembahasan awal, yakni persoalan akan MB yang susah bongkar lagu saat kontes. Tidak sedikit kawan MB mania yang hampir putus asa karena tidak dapat setingan momongannya. Selalu saja gagal, gagal dan gagal; burung hanya mau bunyi kalo di rumah dan dalam keadaan sepi saja. Oleh karena itulah kami akan berbagi bagaimana cara menanganinya.Pada dasarnya semua burung di alam berkicau ria, indah, bervolume keras dan berdurasi lama. Yang membedakan hanyalah usia, karena usia inilah yang berpengaruh terhadap lagu, durasi serta volume kicauannya. Jika dipertanyakan kembali kenapa waktu MB kita rawat tidak mau berkicau, kalaupun berkicau itupun sesekali dan dalam kondisi sepi. Jawabannya satu, burung menjadi stress dan ngedrop. Seharusnya hanya dengan memahami hal tersebut setidak-tidaknya kita dengan mudah membuat burung kita mau berkicau ria dengan cepat.
Mencermati kasus di atas kita harus membuat MB dalam kondisi nyaman atau gampangnya langkah awal adalah membuat agar MB jinak (mesti tidak jinak total) lantas bagaimana triknya? Mudah gantungnya saja di tempat yang paling sering dilalui orang baik itu ruang tamu, tempat bermain anak ataupun yang lain dan usahakan buka krodongnya. Setelah MB merasa bahwa kehadiran manusia di dekatnya tidak mengganggu dengan sendirinya pasti dia akan berkicau tanpa takut dengan kata lain mentalnya murai berani terhadap keberadaan manusia. Lantas kenapa MB yang sudah gacor di rumah tetapi diam saat di tempat kontes?
Jawabannya mudah, kaget dan minder. Oleh sebab itu sering-seringlah di ajak ke tempat lomba agar mentalnya berani ketika bertemu MB lain hanya dengan begitu kita dapat mengetahui karakter MB kita. Mungkinkah makanan berpengaruh terhadap mental? 100% tidak. Makanan tidak berpengaruh terhadap bertumbuhan mental MB hanya saja makanan berpengaruh terhadap kondisi tubuh MB yang mengakibatkan karakter MB kita menjadi kurang bagus.
Makanan merupakan bagian dari pertumbuhan tubuh dan perubahan kondisi tubuh MB kita selaksa suplemen bagi tubuh manusia. Oleh sebab itu berapa jumlah (EF) makanan yang diberikan MB tidak dapat dijadikan sebagai acuan pokok dan wajib untuk semua MB. Begitu halnya jenis EF yang akan diberikan baik itu UH, Jangkrik, Cacing dan lain sebagainya. Oleh sebab itulah kunci dari semua ini adalah guna mengetahui karakter MB kita sesering mungkin kita membawanya di kontes adapun masalah EF kita dapat mencermati setiap harinya dan jangan lupa masalah kenyamanan burung dalam kandang. Insyaallah MB kita akan moncer-moncer tiada henti-hentinya, dimanapun dan kapanpun juga. Masihkah kita berpatokan kepada berapa banyak EF yang diberikan?
Semoga tulisan ini membantu kita dalam memahami kasus setiap burung dengan benar dan semoga momongan kita moncer selalu, kapan dan dimanapun jua............ Nantikan terus tulisan kami setiap waktu dan terimakasih atas kunjungannya, salam kicau mania. BL
No comments:
Post a Comment