Showing posts with label Burung Lain. Show all posts
Showing posts with label Burung Lain. Show all posts

Sunday, December 6, 2015

Lovebird asli Indonesia (Tajaring)

Tajaring (Psittinus cyanurus)
Burung Tajaring ? Bagi penggemar burung yang berdomisi di luar pulau Kalimantan mungkin ada yang belum mengenal burung Tajaring, yang perawakan sangat mirip dengan Lovebird, dengan nama ilmiah Psittinus cyanurus, masuk dalam keluarga burung Paruh Bengkok, keluarga (family) Psittacidae.

Nama/ Sebutan:
Di Kalimantan burung ini dikenal dengan nama Tajaring, di Sumatra dan Malaysia burung ini dikenal dengan nama Nuri Tanau, Srindit Gajah dan Puling. Dalam bahasa Inggris diberinama sebagai Blue-rumped Parrot.

Penyebaran:
Burung ini ditemukan di pulau Kalimantan, Sumatra, Malaysia, Myanmar, Thailand dan pernah ditemukan di daratan Indochina.

Klasifikasi:
Ordo             :  Psittaciformes
Family          :  Psittacidae
Genus          :  Psittinus
Species        :  Psittinus cyanurus(J. R. Forster, 1795, Malacca)

Psittinus cyanurus terdiri dari 3 subspecies:
  1. Psittinus cyanurus cyanurus
    Psittinus cyanurus cyanurus
    , J. R. Forster, 1795, (Blue-rumped Parrot)
    Penyebaran: Indonesia (Kalimantan dan Sumatra), Myanmar Selatan, Thailand Selatan bagian Selatan terus ke Malaysia Barat, dan pernah ditemukan di daratan Indochina pada abad 19.
  2. Psittinus cyanurus abbotti, Richmond, 1902, (Simeulue Parrot)
    Penyebaran: pulau Simeulue dan pulau Siumat, di Sumatra, Indonesia.
  3. Psittinus cyanurus pontius, Oberholser, 1912
    Penyebaran: pulau Mentawai, di Sumatra, Indonesia.

Postur tubuh burung Tajaring (Psittinus cyanurus) berukuran sekitar 18 cm. Walaupun sekilas mirip dengan Lovebird tapi suara yang dikeluarkan berbeda. Kelebihan burung ini, bisa dimaster dengan suara apa saja, bahkan beberapa burung Tajaring bisa meniru suara "ngekek" nya Lovebird.

beda jantan (kanan) dan betina (kiri)
Di Indonesia, burung ini hidup di hutan hujan Kalimantan dan Sumatra, biasanya di tepi hutan, kebun kelapa sawit dan kelapa, hidup berkelompok dengan ciri khas suara melengking tinggi, kadang-kadang diiringi dengan suara tembakan khasnya. Karena bentuknya yang sekilas mirip dengan Lovebird, sering orang terkecoh dengan penampilan burung ini, tapi begitu mendengar suaranya yang melengking tinggi, barulah orang menyadari bahwa burung Tajaring memang beda dengan Lovebird. Burung Tajaring jantan memiliki paruh warna kemerahan, sedangkan betina berwarna hitam. Seperti keluarga Parrot kecil lainnya burung Tajaring ini juga memakan biji-bijian, buah-buahan manis, bunga dan nektar.

Di pulau Kalimantan, salah satunya di Kalimantan Tengah burung ini pernah diikutsertakan dalam kontes atau lomba burung pada kelas Campuran Lokal. Penampilannya di lomba juga tidak mengecewakan, karena di antara burung-burung lain yang sedang berkicau, burung Tajaring ini pun ikut mengeluarkan kicauan khasnya yang lumayan keras.


source:
- http://animal.memozee.com
- http://ibc.lynxeds.com
- id.wikipedia.org
http://avibase.bsc-eoc.org/species.jsp?avibaseid=AF6AF3CCB796CC34

Burung Hama Termahal

Di alam kita ini ada beberapa burung, yang dianggap pengganggu dan dianggap sebagai hama bagi lingkungan kita ini, dan juga sebagai hama bagi para petani yang sedang merawat sawahnya. Tetapi burung-burung tersebut juga sebenarnya memiliki kemampuan bernyanyi yang lumayan baiknya. Walaupun suara dasarnya pada beberapa burung dianggap kurang baik, tetapi apabila mendapat perawatan dan pemasteran dengan benar, burung ini pun bisa menjadi burung yang istimewa.

Berikut beberapa burung hama yang bisa bersuara baik
    Burung Gereja
    burung Gereja
    • adalah burung yang hidupnya paling bebas, karena burung ini tersebar di segala penjuru wilayah Indonesia, bahkan Asia Tenggara, hingga Amerika. Sepertinya burung ini sanggup hidup di segala tempat, di hutan atau di kota, suhu hangat atau suhu dingin, dataran tinggi maupun dataran rendah. Burung Gereja ini sering bersarang di atap-atap rumah, di lobang-lobang dinding rumah, bahkan bisa bersarang pada jam tua di dalam rumah. Sekelompok burung ini biasanya hadir setiap hari di halaman rumah, dengan suara kicauan yang ramai. Pada awalnya burung ini dianggap pengganggu, karena suaranya dianggap kurang baik. Tetapi belakangan para penggemar burung lebih memperhatikan kehadiran burung ini dengan seksama. Mencoba mengumpulkan beberapa burung ini untuk dijadikan master bagi burung-burung yang dipersiapkan di kontes. Ternyata suara burung Gereja ini pada setiap kontes, bisa bersaing dengan suara masteran Lovebird, Jangkrik, Cililin, Kenari, Belalang Daun, Cucak Jenggot, Semprit dan lain-lain. Walaupun bagi para penggemar suara burung gereja ini dianggap sebagai urutan pertengahan dari suara-suara master yang disebut tadi.
      Seorang penggemar burung pernah mencoba melatih burung ini sejak dari lolohan, dimaster dengan suara burung kenari. Alhasil, begitu burung ini menginjak usia remaja, telah bisa memainkan suara kenari dengan fasih, bahkan dengan volume yang lebih tebal dari kenari. Selanjutnya burung Gereja yang pada awalnya nyaris tidak ada hanganya ini pun mendapat mendapat tawaran sebesar 1 juta rupiah.
    Burung Pipit (Emprit)
    • ini adalah salah satu burung yang menjadi musuh para petani. Burung ini sering menjadi gangguan karena serbuannya terhadap tanaman padi di sawah-sawah. Sampai-sampai petani membuat orang-orangan sawah untuk mengusir burung ini, bahkan banyak yang menembaki burung ini dengan senapan angin. 
      burung Pipit
      (smartmastering.com)
      Burung ini memiliki suara dasar, hanya "tit tit tit", yang tentunya kurang menarik kedengarannya. Tetapi rupanya burung ini membuat tertarik beberapa penggemar burung, untuk coba-coba dimaster. Dari lolohan, anakan burung ini sudah dimaster dengan masteran suara Kenari dan Blacktroath, tenyata burung ini bisa juga menangkap suara-suara masteran tersebut. Setelah usia remaja menginjak dewasa, burung Pipit ini pun mampu membawakan suara Kenari dan Blacktroath dengan fasihnya, disertai suara yang tajam. Mengejutkan, ternyata burung ini pun mendapat tawaran dari para penggemar burung lainnya dengan harga yang tidak murah.
    Burung Gelatik
    burung Gelatik
    (pecuk.wordpress.com)
    • di alam bebas juga mendapat gelar sebagai "musuh petani", karena bersama burung Pipit melakukan serangan bertubi-tubi ke sawah-sawah masyarakat di pedesaan. Sehingga para petani sering kewalahan menghadapi burung Gelatik ini.
      Tetapi bagi para penggemar burung, teryata burung ini pun tidak luput untuk dijadikan kelinci percobaan untuk disulap menjadi seekor burung yang istimewa. Dari sejak anakan lolohan sudah diisi (dimaster) dengan suara bermacam-macam burung, seperti suara kenari, prenjak dan lain-lain. Tidak jarang beberapa dari mereka berhasil memoles burung ini menjadi burung istimewa yang membawakan lagu-lagu kenari dengan indahnya.

    Burung Kutilang,

      burung Kutilang
    • termasuk burung yang hidup bebas di alam. Bagi penggemar burung kontes kicauan, suara burung ini dianggap mengganggu dan dapat merusak suara andalan burung kontes mereka. Menurut penuturan para penggemar burung, katanya, suara burung ini mendapat nilai 'mati', apabila sempat dibunyikan si burung pada perlombaan burung (kontes suara burung). Pernah beberapa penggemar burung mencoba menyulap burung Kutilang ini menjadi burung yang istimewa, dengan mencoba memaster burung ini dari 'anakan', bahkan dari 'piyik', sudah diperdengarkan dengan suara-suara masteran yang dianggap baik. Pada usia remaja menjelang dewasa, ternyata burung ini pun mampu menirukan berbagai suara-suara burung masteran yang dianggap istimewa. Tetapi pada saat burung ini menjelang dewasa, dan digantung di luar rumah, mendengar kicauan burung-burung Kutilang liar yang berkicau di alam sekitar rumah, maka semua suara masteran yang sudah terekam pada burung Kutilang peliharaan ini pun 'hilang sirna', dan kembali ke suara aslinya, yaitu 'suara Kutilang'. Sehingga bagi para penggemar burung, burung Kutilang ini pun dikesampingkan dan disisihkan, karena dianggap sebagai burung 'pelupa'.
    Burung Walet
    burung Walet
    • ini adalah salah satu burung liar, yang sering beterbangan di alam, mulai dari hutan hingga perkotaan. Burung ini suka bersarang di gedung-gedung besar dan tinggi. Burung Walet ini bagi penduduk dianggap sebagai burung pengganggu, karena kotoran burung ini sering hinggap di sembarang tempat, seperti di atap rumah, halaman rumah, bahkan pada jemuran baju. Tetapi bagi penggemar burung, justru suara burung walet merupakan suara yang unik, dan dianggap penting untuk dijadikan suara 'master' bagi burung-burung yang dipersiapkan untuk kontes lomba burung. Hanya saja apabila burung ini dipelihara di dalam sangkar, maka burung ini cenderung diam dan nyaris tidak berbunyi. 

    Ciblek Gunung Gacor Dor


    Prinia atrogularis dysancrita
    (Ciblek-gunung Sumatra)


    Photographer: © Desi Ayu Triana

    Matur, West Sumatra Region, Sumatra

    4 Februari 2013
    Ciblek-gunung (Prinia atrogularis), berukuran tubuh hampir sedang, tapi masih dikategorikan sebagai burung kecil.
    Burung Ciblek-gunung (Prinia atrogularis) dari family Cisticolidae, ordo Passeriformes, sebelumnya dikenal sebagai Hill Prinia (Prinia Bukit), tapi terakhir diberinama baru dengan nama Black-throated Prinia (Prinia Tenggorokan-hitam), sedangkan di Indonesia lebih populer dengan nama Ciblek-gunung atau Ciblek- sumatra.

    Ciblek-gunung, selain hidup di Sumatra, juga tersebar di Asia Tenggara, Malaysia, Burma, China Selatan, Nepal hingga ke Himalaya, dengan habitat daerah padang rumput dan vegetasi hutan perbukitan dan pegunungan, menyenangi daerah semak-semak pada ketinggian 600 - 2500 m dpl. Di habitatnya burung Ciblek-gunung hidup berkelompok, walaupun sesekali terjadi keributan di antara mereka, hidup

    Ciblek-gunung, kadang disebut juga Prenjak-gunung. Memiliki ukuran tubuh sekitar 16 cm, berukuran lebih besar dari keluarga ciblek-prenjak lainnya. Tubuh didominasi dengan warna coklat. Memiliki ekor yang panjang melebihi ukuran panjang tubuhnya, pada bagian pipi berwarna abu-abu dengan alis warna putih. Pada bagian dada terlihat seperti bercak dan garis-garis, sedangkan pada bagian sisi tubuhnya berwarna kuningtua. Iris coklat buram, paruh bagian atas lebih gelap, paruh bawah berwarna lebih terang atau pucat, kaki warna merah-muda.

    Ciblek-gunung (Prinia atrogularis), memiliki 7 subspecies, yaitu:

    • Prinia atrogularis atrogularis (F. Moore, 1854) - Timur Himalaya dari sebelah timur Nepal Timur hingga China Selatan dan Timurlaut India (Arunachal Pradesh).
    • Prinia atrogularis khasiana (Godwin-Austen, 1876) - Timurlaut India (dari Timur Meghalaya dan daerah selatan Assam Timur ke Baratdaya Nagaland, Manipur dan Mizoram) dan Barat Myanmar (bukit Chin, gunung Victoria).
    • Prinia atrogularis superciliaris (Anderson, 1871) - Timur Myanmar, Selatan & Tenggara China (Barat Sichuan, dan Baratdaya Yunnan, Utara Guangxi dan sebelah utara Guangdong Timur ke Fujian Tengah), Timurlaut Thailand, Utara Laos dan Utara Vietnam (Barat & Timur Tonkin).
    • Prinia atrogularis erythropleura (Walden, 1875) - Timur Myanmar dan Baratlaut Thailand.
    • Prinia atrogularis klossi (Hachisuka, 1926) - Selatan Laos dan Vietnam Tengah (Tengah & Selatan Annam, Utara Cochinchina).
    • Prinia atrogularis waterstradti (E. J. O. Hartert, 1902) - gunung Tahan, Malaysia.
    • Prinia atrogularis dysancrita (Oberholser, 1912) - Indonesia (Barat Sumatra).

    Di Sumatra sendiri burung ini sebenarnya sudah lama dipelihara sebagai burung peliharaan, hanya saja kalah populer dari Ciblek-jawa, yang sudah lebih dahulu terjun di ajang lomba burung. Suara dasar Ciblek-gunung hampir tidak beda dengan Ciblek pada umumnya, tapi memiliki suara tembakan yang jauh lebih rapat dan panjang dibanding Ciblek-jawa, yang biasa disebut "ngebren".


    Gallery



    Prinia atrogularis superciliaris


    Photographer: © Ritesh Bagul
    Eaglenest Wildlife Sanctuary, Arunachal Pradesh, India
    1 May 2007




    source:
    - http://ibc.lynxeds.com
    http://orientalbirdimages.org

    Cucak Kopi Gacor

    Cucak Kopi
    Cucak Kopi (Pomatorhinus montanus, Horsfield, 1821) "Chestnut-backed scimitar babbler", disebut juga sebagai Kopi-kopi atau Cica Kopi, kadang dengan tambahan Melayu di belakang Cica Kopi. Berasal dari keluarga Timaliidae dan genus Pomatorhinus. Termasuk burung asli Asia Tenggara, tersebar mulai dari Thailand, Malaysia, Brunei dan Indonesia.

    Ukuran tubuh termasuk sedang sekitar 29 cm, di atas mata terdapat garis putih menyerupai alis berwarna putih, paruh panjang melengkung ke bawah seperti burung penghisap madu, tapi sebenarnya burung ini adalah pemakan buah-buahan, juga pemakan serangga seperti kumbang, laba-laba, belalang, ulat, kupu-kupu, di habitat hutan dataran rendah, perbukitan sampai ketinggian 1.200 m dpl, terutama pada hutan yang banyak memiliki semak belukar dan hutan bambu. Pada bagian punggung, sayap dan ekor berwarna coklat. Pada dagu, dada dan perut bagian atas berwarna putih.
    Sering terlihat sendirian pada saat berkeliaran mencari makan di atas permukaan tanah, kadang bisa terlihat berdekatan dengan burung lain seperti Poksay.

    Burung Cucak Kopi (Pomatorhinus montanus) terdiri dari beberapa subspecies, yaitu:
    1. Pomatorhinus montanus occidentalis; Thailand, Malaysia, Sumatra dan Bangka
    2. Pomatorhinus montanus bornensis; Kalimantan
    3. Pomatorhinus montanus montanus; Jawa Barat dan Tengah
    4. Pomatorhinus montanus ottolanderi; Jawa Timur dan Bali

    Seperti kebanyakan burung pemakan buah, burung Cucak Kopi berkembang biak tidak tergantung musim, mereka sering melakukan pembiakan dengan pasangannya. Sarang berbentuk bulat besar terbuat dari rumput kering, daun pakis, ranting, sedikit berlumut, pada cabang-ranting pohon atau kadang ditempatkan di dalam semak-semak. Telur 2 sampai 5 butir berwarna putih.

    Suara kicauan mungkin sedikit terdengar monoton, tapi lumayan enak dan mengalun merdu. Ada yang menganggap suara Cucak Kopi ini agak mirip dengan karakter kicauan burung Poksay. Bagi para penggemar burung kicauan, burung Cucak Kopi mungkin kurang menarik untuk dipelihara sebagai burung kontes atau burung master, tapi burung ini mungkin memiliki daya tarik tersendiri sebagai pelengkap koleksi burung peliharaan di rumah kita.

    Gallery

    Cucak Kopi

    by photo ©John Kok

    pic source: http://avibase.bsc-eoc.org


    Top Rank Post Bird

    Bosh Smart Garden

      Taman Pintar Bosch Smart Grow Di Dalam Rumah Terobosan   Baru Dunia Pertanian Era 2023 "Menakjubkan dan tumbuh besar" – begitu...

    Top Rank Popular Post